PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Proses Pengambilan Keputusan
Sebuah ciri umum seorang manajer adalah bahwa ia seorang pembuat keputusan. Seorang manajer harus memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan. Untuk mencapai tujuan ini, manajer harus memutuskan tindakantindakan khusus apa yang yang perlu, cara-cara baru apa yang diperkenalkan, dan apa yang harus dibuat untuk mempetahankan hasil kerja yang memuaskan.
Membuat Keputusan adalah memilih suatu alternative dari dua pilihan atau lebih,untuk menentukan suatu pendapat atau perjalanan suatu tindakan. Dalam pengambilan keputusan, seorang manajer berurusan dengan nilai-nilai yang akan datang, yang sampai tingkat tertentu yang masih belum diketahui. Selanjutnya, penyaringan suatu pilihan selalu didasarkan atas beberapa kriteria, seperti menghemat ongkos, menghemat waktu atau meningkatkan kualitas para manajer.
Marcus Alexis dan Charles F. Wilson Mengajukan sebuah deskripsi yang agak terperinci tentang proses pembuatan keputusan sebagai berikut :
1. Keadaan alam
2. Si pembuat keputusan
3. Tujuan-tujuan yang akan dicapai
4. Alternatif-alternatif yang relevan
5. Sebuah hubungan yang menimbulkan suatu pengurutan
6. Pilihan itu sendiri, yakni pilihan salah satu alternatif yang ada.
Burch dan Strater berpendapat bahwa sesuatu proses teratur untuk mencapai keputusan, yakni:
a. Model
Model tersebut merupakan sebuah deskripsi kuantitatif atau kualitatif tentang problem yang bersangkutan.
b. Kriteria
Kriteria yang digariskan mewakili tujuan-tujuan atas sasaran-sasaran tentang problem keputusan yang bersangkutan.
c. Pembatasan-pembatasan
Terdapat adanya factor-faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan dalam pemecahan problem keputusan yang besangkutan. Contohnya adalah kekurangan dana-dana.
d. Optimalisasi
Setelah problem keputusan telah diterangkan dengan lengkap (model), maka manajer yang bersangkutan menetapkan apa yang perlu (Kriteria) dan apa yang mungkin dicapai (pembatasan-pembatasan). Pada saat ini, pihak pembuat keputusan siap untuk memilih pemecahan terbaik atau pemecahan optimum.
Selain itu, adapula pengambilan keputusan ini mencakup antara lain:
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit itemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, mereka harus pertamatama menemukan bagian-bagian masalah yang mereka harus pecahkan serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab-akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari normal. Dan barangkali paling penting, manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu memberi pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan.
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus memulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutukan untuk membuat keputusan yang tepat.
3. Pengembangan Alternatif-alternatif
Kecenderungan untuk menerima alternative keputusan pertama yang fleksibel sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah-masalah mereka. Pengembangan sejumlah alternative memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Apakah manajer harus mengidentifikasikan seluruh alternative yang fleksibel? Kalau dalam teori hal ini baik, tetapi dalam praktek hal itu sering sulit dicapai. Manajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan padangan yang sempura, walaupun banyak buku dan latihan pembuat keputusan masih menyarankan kepada pembuat kepututsan untuk mendapatkan semua data sebelum mempertimbangkan alternative-alternatif keputusan. Menurut Hebert Simon, untuk masalah ini mengemukakan konsep pemuasan, yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternative yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang sempurna atau ideal.
4. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan
Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat berkelanjutan bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.
B. Tingkat-tingkat Pembuatan Keputusan
Untuk tujuan klasifikasi, pembuatan keputusan terbagi atas tiga tingkat, yakni:
1. Keputusan Tingkat Strategis
Keputusan-keputusan strategis adalah keputusan yang dicirikan berorientasi pada masa yang datang. Keputusan-keputusan tersebut menetapkan rencana-rencana jangka panjang yang mempengaruhi seluruh organisasi yang bersangkutan.
Maka olehnya itu, strategi berkaitan dengan rancana jangka panjang dan ia mencakup usaha:
a. Menetapkan sasaran-sasaran
b. Penyusunan kebijakan-kebijakan
c. Pengorganisasian
d. Pncapaian efektiviatas menyeluruh bagi seluruh organisasi yang bersangkutan.
2. Keputusan-keputusan Tingkat Taktis
Keputusan taktis berhubungan dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek dan aloksi sumber daya guna mencapai sasaran-sasaran. Jenis pembuatan keputusan berhubungan dengan bidang-bidang :
a. Penyusunan anggaran-anggaran belanja
b. Analisis arus dana
c. Keputusan tentang tata susunan pabrik
d. Problem-problem personalia
e. Perbaikan-perbaikan produk
f. Riset dan pengembangan
3. Keputusan-keputusan Tingkat Teknis
Pembuat keputusan teknis merupakan proses untuk mengusahakan agar tugas-tugas spesifik diimplementasikan dengan cara yang efektif dan efisien. Contoh pembuatan keputusan ini adalah :
a. Menyetujui atau menolak kredit
b. Pengawasan proses
c. Penetapan waktu
d. Penerimaan barang-barang
e. Pengiriman barang-barang
f. Pengawasan persediaan barang-barang
g. Alokasi pekerja-pekerja
Sebuah ciri umum seorang manajer adalah bahwa ia seorang pembuat keputusan. Seorang manajer harus memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan. Untuk mencapai tujuan ini, manajer harus memutuskan tindakantindakan khusus apa yang yang perlu, cara-cara baru apa yang diperkenalkan, dan apa yang harus dibuat untuk mempetahankan hasil kerja yang memuaskan.
Membuat Keputusan adalah memilih suatu alternative dari dua pilihan atau lebih,untuk menentukan suatu pendapat atau perjalanan suatu tindakan. Dalam pengambilan keputusan, seorang manajer berurusan dengan nilai-nilai yang akan datang, yang sampai tingkat tertentu yang masih belum diketahui. Selanjutnya, penyaringan suatu pilihan selalu didasarkan atas beberapa kriteria, seperti menghemat ongkos, menghemat waktu atau meningkatkan kualitas para manajer.
Marcus Alexis dan Charles F. Wilson Mengajukan sebuah deskripsi yang agak terperinci tentang proses pembuatan keputusan sebagai berikut :
1. Keadaan alam
2. Si pembuat keputusan
3. Tujuan-tujuan yang akan dicapai
4. Alternatif-alternatif yang relevan
5. Sebuah hubungan yang menimbulkan suatu pengurutan
6. Pilihan itu sendiri, yakni pilihan salah satu alternatif yang ada.
Burch dan Strater berpendapat bahwa sesuatu proses teratur untuk mencapai keputusan, yakni:
a. Model
Model tersebut merupakan sebuah deskripsi kuantitatif atau kualitatif tentang problem yang bersangkutan.
b. Kriteria
Kriteria yang digariskan mewakili tujuan-tujuan atas sasaran-sasaran tentang problem keputusan yang bersangkutan.
c. Pembatasan-pembatasan
Terdapat adanya factor-faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan dalam pemecahan problem keputusan yang besangkutan. Contohnya adalah kekurangan dana-dana.
d. Optimalisasi
Setelah problem keputusan telah diterangkan dengan lengkap (model), maka manajer yang bersangkutan menetapkan apa yang perlu (Kriteria) dan apa yang mungkin dicapai (pembatasan-pembatasan). Pada saat ini, pihak pembuat keputusan siap untuk memilih pemecahan terbaik atau pemecahan optimum.
Selain itu, adapula pengambilan keputusan ini mencakup antara lain:
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit itemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, mereka harus pertamatama menemukan bagian-bagian masalah yang mereka harus pecahkan serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab-akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari normal. Dan barangkali paling penting, manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu memberi pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan.
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus memulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutukan untuk membuat keputusan yang tepat.
3. Pengembangan Alternatif-alternatif
Kecenderungan untuk menerima alternative keputusan pertama yang fleksibel sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah-masalah mereka. Pengembangan sejumlah alternative memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Apakah manajer harus mengidentifikasikan seluruh alternative yang fleksibel? Kalau dalam teori hal ini baik, tetapi dalam praktek hal itu sering sulit dicapai. Manajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan padangan yang sempura, walaupun banyak buku dan latihan pembuat keputusan masih menyarankan kepada pembuat kepututsan untuk mendapatkan semua data sebelum mempertimbangkan alternative-alternatif keputusan. Menurut Hebert Simon, untuk masalah ini mengemukakan konsep pemuasan, yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternative yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang sempurna atau ideal.
4. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan
Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat berkelanjutan bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.
B. Tingkat-tingkat Pembuatan Keputusan
Untuk tujuan klasifikasi, pembuatan keputusan terbagi atas tiga tingkat, yakni:
1. Keputusan Tingkat Strategis
Keputusan-keputusan strategis adalah keputusan yang dicirikan berorientasi pada masa yang datang. Keputusan-keputusan tersebut menetapkan rencana-rencana jangka panjang yang mempengaruhi seluruh organisasi yang bersangkutan.
Maka olehnya itu, strategi berkaitan dengan rancana jangka panjang dan ia mencakup usaha:
a. Menetapkan sasaran-sasaran
b. Penyusunan kebijakan-kebijakan
c. Pengorganisasian
d. Pncapaian efektiviatas menyeluruh bagi seluruh organisasi yang bersangkutan.
2. Keputusan-keputusan Tingkat Taktis
Keputusan taktis berhubungan dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek dan aloksi sumber daya guna mencapai sasaran-sasaran. Jenis pembuatan keputusan berhubungan dengan bidang-bidang :
a. Penyusunan anggaran-anggaran belanja
b. Analisis arus dana
c. Keputusan tentang tata susunan pabrik
d. Problem-problem personalia
e. Perbaikan-perbaikan produk
f. Riset dan pengembangan
3. Keputusan-keputusan Tingkat Teknis
Pembuat keputusan teknis merupakan proses untuk mengusahakan agar tugas-tugas spesifik diimplementasikan dengan cara yang efektif dan efisien. Contoh pembuatan keputusan ini adalah :
a. Menyetujui atau menolak kredit
b. Pengawasan proses
c. Penetapan waktu
d. Penerimaan barang-barang
e. Pengiriman barang-barang
f. Pengawasan persediaan barang-barang
g. Alokasi pekerja-pekerja
Komentar
Posting Komentar